Kamis, 27 Januari 2011

sapaan yang terlambat

hai pagi, seharusnya aku menyapamu dengan senyum hangat sebangun tidur tadi, dan

memulainya dengan sangat baik baik saja.

tapi apa? semuanya semacam jadi perpanjangan mimpi mimpi tentang camar yang berduka?

kuharap bukan...bukan lagi tentang bagaimana hari esok akan berlalu tapi tentang

mempercayakan segalanya pada hari ini, agar esok yang sudah cukup berat menanggung

bebannya sendiripun tidak harus menanggung beban hari ini.

seperti halnya saja aku bercermin pada seorang yang pada masa tertentu menjadi yang aku elu

elukan karena keberaniannya menyangkal Tuhan, tapi di masa yang lain aku sedikit menjadi iba

akan beban hidup yang dibuatnya sendiri...

yah, mungkin memang ada saat yang begitu tepat untuk memilih sesuatu untuk dijalani, dilalui,

ataupun sekedar dipandangi tanpa harus melakukan apapun.

aku, kamu, dia dan siapa saja memang harus melakukannya!


Rindu itu...

siapa bilang rindu itu enak dan menyenangkan merasakannya, itu bualan tukang ronda yang sudah kehabisan bahan pembicaraan menurutku.
kalau boleh kubilang rasanya begitu menyebalkan sampai kau ingin menarik narik rambutmu sampai rontok...
seperti kau sedang mengiris tulang rawanmu menggunakan pisau makan...
seperti otak ini sedang ditusuk tusuk dan dibuat mainan menggunakan garpu besar untuk berkebun
dan seperti yang sudah sudah, rasanya sampai ingin memuntahkan isi lambung dan seluruh isi perut seketika itu juga...

Senin, 24 Januari 2011


kurasa barang favoritku masih kau simpan dengan baik, dia yang tak pernah lepas dari minatku untuk memakainya, aku memang merindukan mereka tapi tidak seperti aku merindukan rindumu akan tulisanku.
aku sangat merindukan kamu yang bertanya padaku " kok jarang nulis lagi? ", " kapan kamu nulis lagi? "
that's probably odd, tapi itu beneran lhooo :D
aku mengerjakan yang aku ingin kau bangga akan hasilnya, try to get along so well with your "world" kurasa itu bukan berlebihan...itu bukan keterpaksaan, aku melakukan hal yang aku suka, aku suka memahamimu, aku suka kamu yang bahagia, aku suka kamu yang seperti bayi kelaparan etika menikmati masakanku, dan yang paling aku suka dari itu semuaa senyum sederhanamu, eitss satu lagi bau tubuhmu yang bercampur aroma white musk, itu juga bikin aku kangen kekasih dari balkon ke3.
kalau boleh ku berteriak diantara waktu senggangku, namamu yang menjadi prioritas untuk kuteriakkan, kalau bisa ketika teriakkan ke3 kamupun tiba tiba sudah memelukku kembali seperti saat hujan waktu itu di dekat jendela kolonialisme...aroma tanah yang begitu baik hati dan juga pelukkan yang hangat, hari yang menyenangkan dan ingin aku mendapatkannya lagi. rindu yang kekanakan! dan aku tidak keberatan dengan rindu yang kekanakan itu selama yang kurindukan itu adalah kamu.

Karamel

hei..setidaknya saat ini aku ingin berbagi caraku menikmati karamel ^^
pertama...tusuk gigi itu aku ambil, lalu aku pilih yang paling halus dan terlihat perlente diantara penghuni kardus tusuk gigi.

kedua...aku putar tusuk gigi perlente itu diantara kuah karamel yang cukup liat.

ketiga...angkat tusuk gigi dan pelukan karamelnya.

keempat...nikmati dengan sedikit senyum dan yaaah secuil keangkuhan karena berhasil melahap hal terlezat dimuka bumi kurasa tidak akan berdosa :P

dan inilah step yang paling aku gemari saat menikmati karamel, sembari mulutku bergerak aneh dan gigi gigiku beradu melumat karamelnya, aku membiarkan jari jariku menuliskan rasa rinduku atas kamu kekasihku dari balkon ke 3...sebenarnya aku sudah mulai malas menulis kembali, tetapi rindumu padaku yang menuliskan hidupku dan perasaanku dengan jemariku, membuat aku pada akhirnya tergerak kembali...asal kau tahu saja, menulis tanpamu cukup berat rasanya, tapi aku adalah perindu yang baik hati jadi aku memanjakan rindumu dengan dengan begitu sempurna. tidak perlu membuatmu tahu, tapi pasti kamu mendatangi hal yang kamu rindukan hei, kekasih balkon ke 3...enjoy this writing then, it will not always about you but it mostly about you :D

Pemikiran Kamar Mandi

yang saya tahu semua sedang berkoar koar memperjuangkan feminisme.
klasik sekali memang, bahkan sudah sejak jaman mary wollstonecraft atau malah sejak kecantikan maria magdalena jadi sebuah pergunjingan dan pendiskriminasian, yang anehnya baru menjadi sebuah perdebatan kembali setelah abad 2oan.
kalau memang yang dimau adalah sebuah pembebasan, penyetaraan gender dan bla..bla..bla..kenapa selalu meminta perlakuan lebih? bahkan spesial mungkin saya mengatakannya, bukankah itu sangat membuat yang anda..anda..anda..dan sekali lagi kemungkinannya ada saya juga dalam suatu waktu menjadi hal yang sangat kabur dan begitu membingungkan?
tapi ini sebatas pandangan saya sebagai orang yang lihai di kandang teori saya sendiri, kalaupun saya mempunyai ambisi bergerak menembus barikade paham paham yang bermunculan, salah salah saya sendiri yang menjadi santapan lezat diantaranya.
dan ini menurut hemat saya sendiri atau mungkin ada yang sangat setuju dengan pemandangan yang ada dalam pikir saya, orang pintar tidak selalu bisa lebih selamat dari orang cerdik, makanya saya memilih opsi untuk menjadi cerdik dengan tidak menembus suatu barikade irasional yang cukup tebal yang sudah barang tentu korbannya adalah saya sendiri, itu bodoh kalau saya bilang.
jadi cukup saya memulainya dari diri saya sendiri, waktupun berbaik hati ikut mengajari saya tentang banyak hal yang harusnya dikerjakan ataupun yang harus tidak dikerjakan. ketika inti yang hendak dicapai adalah suatu penyetaraan, kenapa tidak saya memandang diri saya sebagai sosok yang sama dengan sosok yang saya gugat selama ini, dari situ sayapun mengembangkan visi yang cukup visioner menurut nalar saya, apa yang bisa dilakukan tergugat saya yang tergugatpun memiliki potensi kebisaan yang hampir serupa. dari yang mendasar inilah semua yang dikerjakan menjadi cukup jelas, tapi bukan berarti harus memaksakan diri sendiri, tetap semua dikerjakan sewajarnya. dengan begini saya kan tidak perlu membunuh diri saya sendiri didepan barikade yang kadang seperti tidak punya mata itu, dan saya bisa menjalankan gugatan itu dengan lebih ringan.
silahkan jika kurang setuju dengan suatu pandangan yang saya miliki ini, semua bebas bebas saja kan? barartipun saya juga bebas memikirkan suatu kemungkinan yang lebih sederhana dan tidak munafik. yah kalau mau masih radikal silahkan tapi yang saya prihatinkan seharusnya pemikiran yang radikal itu diimbangi tindakan yang radikal juga biar keren dan totalitas tersampaikan, tapi kenapa yang saya lihat dan selalu anda tonjolkan malah hal yang IRONIS.
anda berlagak kuat dan perkasa seolah hendak menghancurkan paradigma dunia dan diwaktu yang sama merengek, menangis dan mungkin mengemis untuk perlakuan istimewa yang menggambarkan kelemahan anda anda anda dan anda dan yang saya takutkan adalah saya sendiri ikut terjerumus didalamnya.