Kamis, 09 September 2010

a lover from the third balcony part 2


jadi...ketika mengingat kembali tentang kekasih di balkon ke 3, memang begitu menyakitkan tetapi dalam tempo yang sudah terlewati semacam ada cemburu dan haru dan tentu cinta yang kami sendiripun selalu menutupinya diantara sikap dan cara memperlakukan satu sama lain yang sangat jelas terlihat kalau kami memang saling membutuhkan dan perduli....
seolah olah kami telah mengenal sejak jaman Midas masih begitu gemar mengubah yang disentuhnya menjadi emas...
jika saja aku diberi kesempatan untuk menunjukkan hatiku yang begitu keruh akan kamu, semacam hati yang tak terlalu berbentuk indah seperti karya maestro pemahat kelas wahid yang dimiliki dunia ini, begitu jorok dan kotornya hatiku semua semua adalah tentang kamu dan keangkuhanmu (atau mungkin keangkuhan kita berdua) terhadap perasaan kita...
aaarrrggghhh...semacam ketika mengingat setiap detil yang terjadi membuatku ingin muntah air mata, menjagaimu hingga terang dalam sakitmu, begitu teririsnya mendengar nafasmu yang cukup tersengal akibat tembakau ibuku, menjagai perjalananku menuju peraduan, memanjakan ego anak kecilku yang seperti tidak ingin dilepaskan dari pengawasan malaikat pelindungnya....
itu semua terkadang menimbulkan suatu perasaan aneh yang bisa dibilang rindu akan rapsodi yang kita dengungkan hari kemarin, sesaat segalanya berwarna pastel...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar