Sabtu, 25 September 2010

perihal hidup yang mulai lengah

memandang jauh kedepan memang menyenangkan,
tak peduli sekarang sedang menginjak bara yang cukup membuat telapak kaki melepuh...
yang aku tahu disitulah aku menggantungkan diriku,
memang terkadang tangan merasa lelah kalau harus bergelantungan seperti primata,
tapi kalaupun harus menjatuhkan diri itu sangat tidak bijaksana dan sangat bertentangan dengan semua prinsip yang aku anut selama ini...
tidak!!!
tidak akan sedikitpun prinsip yang sudah kubangun selama hidupku kuhancurkan sendiri
hanya karena terlena dengan rasa lelah...
ayoooo semangat hei gadis lemah!!!
aku tahu aku punya kemampuan lebih dari ini,
lebih dari yang orang sangkakan akan diriku...
bukan dunia yang akan menaklukanku tapi aku yang akan menaklukan dunia...
apa yang sudah kugenggam tidak akan kulepas demi alasan apapun...

Kamis, 09 September 2010

a lover from the third balcony part 2


jadi...ketika mengingat kembali tentang kekasih di balkon ke 3, memang begitu menyakitkan tetapi dalam tempo yang sudah terlewati semacam ada cemburu dan haru dan tentu cinta yang kami sendiripun selalu menutupinya diantara sikap dan cara memperlakukan satu sama lain yang sangat jelas terlihat kalau kami memang saling membutuhkan dan perduli....
seolah olah kami telah mengenal sejak jaman Midas masih begitu gemar mengubah yang disentuhnya menjadi emas...
jika saja aku diberi kesempatan untuk menunjukkan hatiku yang begitu keruh akan kamu, semacam hati yang tak terlalu berbentuk indah seperti karya maestro pemahat kelas wahid yang dimiliki dunia ini, begitu jorok dan kotornya hatiku semua semua adalah tentang kamu dan keangkuhanmu (atau mungkin keangkuhan kita berdua) terhadap perasaan kita...
aaarrrggghhh...semacam ketika mengingat setiap detil yang terjadi membuatku ingin muntah air mata, menjagaimu hingga terang dalam sakitmu, begitu teririsnya mendengar nafasmu yang cukup tersengal akibat tembakau ibuku, menjagai perjalananku menuju peraduan, memanjakan ego anak kecilku yang seperti tidak ingin dilepaskan dari pengawasan malaikat pelindungnya....
itu semua terkadang menimbulkan suatu perasaan aneh yang bisa dibilang rindu akan rapsodi yang kita dengungkan hari kemarin, sesaat segalanya berwarna pastel...

a lover from the third balcony


yah...balkon ke 3,aku tidak tahu ada apa dengan angka yang menurutku spesial ini...memang spesial kalau menurutku, karena sebagaimana kita memperkalikannya kita akan selalu menemui jumlah yang sama, tapi juga bukan berarti aku harus berpapasan terus dengan mu hei 3!! bukan aku menggerutu, tapi memang sekarang balkon itu begitu lengang dan bahkan sunyi...
biasanya balkon ke 3 selalu kita penuhi dengan candaan kita, cerita akan sebuah keluarga yang aku dan kamu sama sama miliki, tentang pesakitan di masa lalu yang di waktu itu telah mencoba kembali menantang dunia dengan kepercayaannya akan mentari yang muncul setelah mendung berkepanjangan...dimana aku menyandarkan bahu dan kau memeluku di balkon ke 3, dan hanya kabut petang yang menyelimuti kita dengan hangatnya...
kelipan merah dicakrawala, siluet pohon banyan yang mengusik takutmu yang tentu saja membuatku tersenyum lugas saat membayangkan begitu gagah sosokmu untuk merasa lemah dan kalah dengan siluet gelap yang wujudnya saja menimbulkan banyak prasangka...
ahahahaaaaa...wahai kekasih di balkon ke 3, semacam aku jadi ingat ketika kita beradu gelak tawa diantara gerah terik matahari dan kita begitu asik bergulat dengan penggorengan dan kerabatnya, sambal favoritmu, dan cerita tentang pedagang cabe di pasar kesukaanmu untuk berbelanja pemanja lidah yang kau begitu terampil untuk mengolahnya...
yang bergelayut dipikirku hanyalah "beruntungnya aku memiliki kekasih dari balkon ke 3 yang HEBAT sepertimu!"
satu hal...merindukanmu memang terkadang begitu membuat ngilu ulu hatiku, tapi aku begitu menggemari sakit itu, sehingga setiap waktu kusempatkan walau hanya beradu senyum manisku denganmu dan sekejap mata kemudian merelakanmu berkelana ke duniamu yang kau begitu mahsyuk juga didalamnya...