yah...balkon ke 3,aku tidak tahu ada apa dengan angka yang menurutku spesial ini...memang spesial kalau menurutku, karena sebagaimana kita memperkalikannya kita akan selalu menemui jumlah yang sama, tapi juga bukan berarti aku harus berpapasan terus dengan mu hei 3!! bukan aku menggerutu, tapi memang sekarang balkon itu begitu lengang dan bahkan sunyi...
biasanya balkon ke 3 selalu kita penuhi dengan candaan kita, cerita akan sebuah keluarga yang aku dan kamu sama sama miliki, tentang pesakitan di masa lalu yang di waktu itu telah mencoba kembali menantang dunia dengan kepercayaannya akan mentari yang muncul setelah mendung berkepanjangan...dimana aku menyandarkan bahu dan kau memeluku di balkon ke 3, dan hanya kabut petang yang menyelimuti kita dengan hangatnya...
kelipan merah dicakrawala, siluet pohon banyan yang mengusik takutmu yang tentu saja membuatku tersenyum lugas saat membayangkan begitu gagah sosokmu untuk merasa lemah dan kalah dengan siluet gelap yang wujudnya saja menimbulkan banyak prasangka...
ahahahaaaaa...wahai kekasih di balkon ke 3, semacam aku jadi ingat ketika kita beradu gelak tawa diantara gerah terik matahari dan kita begitu asik bergulat dengan penggorengan dan kerabatnya, sambal favoritmu, dan cerita tentang pedagang cabe di pasar kesukaanmu untuk berbelanja pemanja lidah yang kau begitu terampil untuk mengolahnya...
yang bergelayut dipikirku hanyalah "beruntungnya aku memiliki kekasih dari balkon ke 3 yang HEBAT sepertimu!"
satu hal...merindukanmu memang terkadang begitu membuat ngilu ulu hatiku, tapi aku begitu menggemari sakit itu, sehingga setiap waktu kusempatkan walau hanya beradu senyum manisku denganmu dan sekejap mata kemudian merelakanmu berkelana ke duniamu yang kau begitu mahsyuk juga didalamnya...