Sabtu, 28 Agustus 2010

inilah kita


kemarin kursi itu begitu ramai dengan canda dan tawa kita berdua...dengan cahaya sedikit dibiarkan remang, berbekal kacang beserta kulitnya yang berserakkan...waaah sungguh menyenangkan, bergeletakkan diantara kumbang yang tiba-tiba ikut menyahut bebarengan omelan kita tentang kebahagiaan yang kita genggam hari ini untuk dibagikan kepada anak kecil yang kelak berlarian diberanda rumah kita... :)
aku senang akan keberadaanmu dihariku beberapa waktu ini, yang mungkin kamu tak pernah tahu juga tentang hal sekecil ini...yah karena memang aku tak pandai mengungkapkannya, tapi aku tahu aku mencintaimu dan segala mimpimu, dengan segala cerita tentang masa lalu yang kau bagikan padaku, dengan gaya bicaramu yang selalu membuatku tersenyum dan bahkan tertawa, dengan kebiasaanmu melakukan hal-hal aneh yang selalu kau bilang itu adalah nama tengahmu...owww maaaannn, begitu banyak nama tengahmu sayangku, mungkin kalau kita ke tukang pembuat akte kelahiran atau apapun yang membutuhkan penulisan namamu, pastilah gila orang itu!!hahahahaaaaa... ^^
oke...dan itulah penggalan sebuah epik hari kemarin kita dan langit sore yang begitu berwarna magenta.
dan yang harus kuhadapi beberapa saat mendatang, adalah sebuah komik strip bertema kegiatanku tanpa kamu, mulai dari kembali menyentuh alat berat di tempat aku biasa menghasilkan keringat, membiarkan wajahku dijamah oleh tangan asing yang begitu piawai menyingkirkan oknum jerawat, berkutat dengan buku literatur yang meski enggan aku harus mencintainya dengan sepenuh hati demi ambisi nilai tinggi, berbagi kisah sembari menyajikan lagu tema hati yang mendengarnya...ohh life!!you're supposed to be great in dealing with the time....i'll be missing you dear!!

Sabtu, 21 Agustus 2010

sekilas saja


mencintaimu...
banyak hal yang datangnya seperti hadiah di malam natal, paling ditunggu kedatangannya diantara gantungan kaos kaki merah, diantara sengatan salju musim dingin, diantara kerlip cahaya merah hijau dan keemasan...
tapi aku begitu menikmatinya diantara rampai dan bias elegi esok hari diantara getir kemarin sore yang menjadi buncahan rintik air mata.
itu memang rasanya terkadang seperti kerongkongan yang tersedak duri ikan tenggiri, tapi terkadang juga bagai memenangkan lotere tunjangan seumur hidup, jadi yah coba bayangkan sendiri seperti apa debaran jantungnya...

teh diantara lengang senja hari

yaaaah....semacam ada secuil waktu yang tiba-tiba menghadang meminta untuk dimanjakan...awalnya sih hendak kutolak saja, tapi entah dia punya guna-guna atau semacamnya atau apalah itu namanya, yang jelas membuatku sungguh terpedaya...
dia membuatku terdesak diantara sesak, sungguh pengap menderap...
sepertinya secangkir teh hangat terasa lezat sampai ke ujung kerongkongan yang paling dalam...entah dahaga atau memang kering kerontang seluruh aliran kesaraf kehausanku, ahhhh...apa sih aku ini.
jadi beginilah ceritanya, ada seorang saujana sesaat menyapa seorang gadis kecil bermuka nanar penuh luka tikam:
"hei, gadis kecil sedang apa kau disana?"
"aku begitu asik dengan dunia yang kubuat, tuan."
"ohh...boleh aku melihat dunia itu, nampaknya menarik?"
"ehmmm...sepertinya jangan tuan, kurasa anda akan tidak memahaminya."
"apa? mengapa kau begitu meragukan kepintaranku?aku bahkan jelas lebih berpendidikan daripadamu!"
"hei, tuan yang berpendidikan! kau bahkan tak perlu ilmumu yang kau banggakan atasku...kau tahu aku hanya tidak ingin kau menangis darah atas duniaku...aku memang tak seberuntung kau yang terdidik, tapi tahukah engkau hei, tuan, aku mampu berbahagia di dalam dunia yang mungkin kau akan menangis darah di dalamnya!!"
terperangahlah tuan itu disudut sebuah kota beriak debu sendu...
coba bayangkan kira-kira seperti apakah dunia di dalam imajinasi gadis nanar penuh luka tikam itu??
itu tadi penggalan kisah diantara asap secangkir teh hangat diantara senja yang bertahta...

Rabu, 11 Agustus 2010

reruntuhan

ibaratnya saja anda semua melihat reruntuhan ini, sedemikian juga ada satu cerita yang saya dengar dari seorang gadis kecil yang mengais rejekinya dengan menjual perdu kepada petani desa di daerah dekat Dear Lodge, Montana...tidak terlalu tragis tapi coba kau dengarkan sendiri dengan hati yang biasa disebut nurani, tak cuma setitik tapi mungkin satu bejana akan tidak mampu menampung linangannya.
dia tinggal diantara keluarga yang dia pikir begitu mencintai dan akan menjaganya walaupun badai katrina melanda, sekian tahun berlalu serasa hanya dalam sehari, semua yang menjadi kotak pandora terbuka, cukup menggilas perasaannya sebagai buah hati keluarga yang seharusnya mendapat kasih sayang...ibu yang dia banggakan ternyata hanya seorang wanita jalang dimatanya, tidak ada lebih bahkan hanya kurang yang membayang...ayah yang semakin hanya renta tapi tak juga bijaksana, selalu memaki diantara sepi...bodoh!!pikirnya...kesendirian begitu menjaganya, sampai pada suatu resolusi pemikiran singkat, hancur sudah apa yang telah dibangun selama belasan tahun hanya dengan seiris keegoisan.
kenapa begitu manusia lemah akan keegoisannya?apa sebegitu kuatnya keegoisan sampai bisa dikalahkan apa yang dibangun sendiri olehmu itu hei manusia??